Teori ttg Kelemahan yg terabaikan
Semakin dibombardir kelemahan seseorang maka lama-lama kelemahan tersebut jadi gak bisa diserang lagi.
Kayak kelemahan A. Lawannya adalah kondisi A'. Jika dihadapkan A' maka A akan kalah. Namun bisa diatasi dengan melakukan fokus ke kegiatan B, sehingga walaupun ada A' tapi gak fokus di A.
Teori ttg Irit Bahan Bakar
Laju motor lambat lebih irit bahan bakar dibandingkan laju motor cepat.
Mungkin ini disebabkan oleh efisiennya bahan bakar jika laju motor lambat.
Logika naik sepeda :
A. Kalau santai, terasa gak capek.
B. Namun kalau ngebut, cepat sekali terasa capek.
Kondisi A, setiap kayuhan tidak dipaksa, jadi tenaga efisien.
Teori ttg Lapar yang kabur
Kesibukan seringkali bisa mengaburkan rasa lapar.
Jam sudah menunjukkan jam 12. Namun dia masih asyik mengutak-atik soal. Alasannya, nanggung, dikit lagi selesai, habis itu baru makan
Tak terasa jam sudah menunjukkan 12.30. Selesailah soal tersebut. Namun ternyata cukup lama juga proses "tinggal dikit lagi itu", yaitu 30 menit menahan lapar.
Bagaimana kalau ternyata prosesnya lebih lama. Bisa jadi 1-2 jam nggak terasa.
Teori ttg Keterbatasan dan Efisien
Keterbatasan memicu tindakan yang efisien.
Misal, uang hanya ada 150.000.
Ada beras 10 kg yang biasa dibeli harganya 130.000. ada juga beras dengan harga 120.000 namun belum pernah mencoba membeli, memasak, dan memakannya.
Lebih efisien beli yang 130.000. Karena beras adalah kebutuhan pokok, yang apabila mencoba-coba akan fatal akibatnya, misalnya rasanya kurang enak, cepat basi, dll.
Teori ttg Kepekatan Asap
Asap menjadi lebih tebal dan pekat jika yang dibakar kondisi agak basah.
Seperti halnya membakar rumput. Asap muncul ketika rumput kering dibakar. Dan asap semakin pekat ketika rumput yang dibakar adalah rumput yang masih hijau. Dalam hal ini, rumput tersebut masih mengandung air.
